Kebahagiaan adalah
hak. Dan seperti semua hak, kitalah yang diharapkan datang menjemputnya.
Bersama
semua hak, tentu ada tanggung jawabnya. Dan tanggung jawab bagi mereka yang
dibahagiakan adalah membahagiakan yang lainnya. Maka orang yang tidak
ingin tertunda kebahagiaannya, harus mendahulukan tercapainya kebahagiaan orang
lain, otomatis kita pun bahagia.
Marilah
kita terima dengan ikhlas, bahwa kebahagiaan adalah
masalah keputusan.
Hidup
yang berbahagia adalah untaian dari keputusan-keputusan untuk berbahagia, dari
satu waktu ke waktu lainnya. Kita harus segera memutuskan untuk berbahagia, dan
keputusan itu harus tegas. Karena keputusan yang
berdampak baik adalah keputusan baik yang tegas.
Segera
setelah kita putuskan untuk berbahagia, maka semua pikiran, perasaan, dan
tindakan kita akan terfokus pada membahagiakan.
Tegaslah untuk
memutuskan bahwa :
“Waktu terbaik untuk berbahagia adalah SEKARANG”.
“Tempat terbaik untuk berbahagia adalah DISINI”.
Dan
“cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan
orang lain”.
Jika
kita belum mampu merasa bahagia, marilah
kita hidup dengan cara yang mejadikan kita pantas untuk berbahagia.
Perasaan kita ditentukan oleh apa yang
kita kerjakan dan yang kita hindari.
Maka
jangan hindari pikiran baik, jangan hindari perasaan yang baik, dan terutama
jangan hindari tindakan yang baik.
Perlu diingat bahwa :
“Orang yang hidup hanya untuk dirinya sendiri, akan
lebih mudah merasa sedih dan tidak berguna”.
“Tujuan hidup kita adalah menjadi sebab bagi
kebahagiaan,
bagi diri sendiri dan bagi sebanyak mungkin orang lain"
Marilah kita (saya dan Anda) hidup untuk membahagiakan
sebanyak mungkin orang lain, maka otomatis (insyaAllah) kita akan dijauhkan
dari kesedihan, dan kita akan dimudahkan untuk menjadi sangat bahagia.